Ya Rabbi, Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang pria yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.
Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu.
Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia- sia.
Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.
Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya.
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.
Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
Dan aku juga meminta: Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.
Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku.
Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja.
Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata- kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan "Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.
Kamis, 28 Januari 2010
Jumat, 22 Januari 2010
MUSLIMAH SAATNYA KRITISI BUDAYA REMAJA
BUDAYA PACARAN, IRONI DALAM ISLAM
Assalaamualaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh
Selama ini kita menganggap bahwa pacaran itu adalah metode untuk
melakukan pendekatan untuk mengenal lebih dekat. Namun kenyataannya
tujuan itu jarang yang tercapai. Karena umumnya alih-alih melakukan
pendekatan, yang terjadi justru melakukan sekian banyak bentuk
kemaksiatan.
Buktinya, berapa banyak pasangan muda yang sebelum menikah sempat pacaran
bertahun-tahun, bahkan ada yang sampai 5-10 tahun, sayangnya begitu
mereka menikah langsung cerai dan hancur berantakan rumah tangganya.
Belum lagi meningkatnya kasus hamil di luar nikah oleh pasangan sendiri
dan juga perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa dan pelajar.
Istilah pacaran itu sendiri sudah merupakan kelaziman di tengah
masyarakat dimana pasangan tidak sah melakukan serangkaian aktifitas
bersama. Dan realitas di tengah masyarakat sudah mengenal persis
aktifitas pacaran itu yang identik dengan apel malam minggu (namanya apel
sudah pasti berduaan, karena kalau rame-rame namanya rombongan), juga
nonton ke bioskop berdua, berboncengan sepeda motor, jalan-jalan
berduaan, makan di restoran berduaan, tukar menukar SMS, saling
bertelepon siang dan malam dan semua aktifitas lain yang mengasyikkan.
Intinya adalah kebersamaan dan berduaan. Hampir sulit dikatakan pacaran
bila semua itu dilakukan bersama-sama dalam kelompok besar.
Bahkan hakikat pacaran adalah pada keberduaannya itu. Inilah pacaran yang
dikenal masyarakat dan bukan yang tertulis dalam kamus. Jadi dengan
pengertian yang lazim dikenal masyarakat sekarang ini tentang pacaran,
maka tidak bisa lain semua itu adalah khalwat yang diharamkan.
Islam sudah memperingatkan laki-laki dan wanita yang bukan mahram untuk
tidak menyepi berduaan karena yang ketiganya adalah setan.
Rasulullah SAW bersabda,
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali
dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya,
karena yang ketiganya ialah syaitan." (Riwayat Ahmad)
"Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri dengan
seorang perempuan, kecuali bersama mahramnya."
Imam Qurthubi dalam menafsirkan firman Allah yang berkenaan dengan
isteri-isteri Nabi, yaitu yang tersebut dalam surah al-Ahzab ayat 53,
yang artinya:
"Apabila kamu minta sesuatu (makanan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi),
maka mintalah dari balik tabir. Karena yang demikian itu lebih dapat
membersihkan hati-hati kamu dan hati-hati mereka itu,"
mengatakan: maksudnya perasaan-perasaan yang timbul dari orang laki-laki
terhadap orang perempuan, dan perasaan-perasaan perempuan terhadap
laki-laki. Yakni cara seperti itu lebih ampuh untuk meniadakan
perasaan-perasaan bimbang dan lebih dapat menjauhkan dari tuduhan yang
bukan-bukan dan lebih positif untuk melindungi keluarga.
Ini berarti, bahwa manusia tidak boleh percaya pada diri sendiri dalam
hubungannya dengan masalah bersendirian dengan seorang perempuan yang
tidak halal baginya. Oleh karena itu menjauhi hal tersebut akan lebih
baik dan lebih dapat melindungi serta lebih sempurna penjagaannya.
Istilah pacaran sebenarnya tidak ada batasan bakunya, namun umumnya yang
namanya pacaran itu,apalagi di zaman permisif dan hedonis sekarang ini-
tidak lain adalah hubungan lain jenis non mahram dengan segala aktifitas
maksiatnya dari khalwat, zina mata, zina telinga dan sampai zina
kemaluan.
Bahkan beberapa penelitian di berbagai tempat seperti di Yogyakarta
beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa sebagian besar pasangan pacaran itu
memang telah melakukan hubungan tidak senonoh mulai dari bercumbu,
berpelukan, berciuman sampai persetubuhan. Parahnya, semua itu umumnya
dilakukan oleh para mahasiswa yang nota bene terpelajar dan calon
pemimpin bangsa.
Jadi hampir bisa dikatakan bahwa pacaran itu tidak lain adalah zina atau
minimal mendekati wilayah zina yang memang haram dan dilarang oleh semua
agama.
Lalu bagaimana seorang laki-laki bisa mengenal calon pasangan hidupnya
kalau bukan dengan cara pacaran ?
Islam sesungguhnya sejak awal sudah memperkenalkan istilah ta'aruf
sebagai sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan.
Ta’aruf sangat berbeda dengan pacaran. Ta`aruf adalah sesuatu yang syar`i
dan memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin
nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi
tujuan dan manfaat
Tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat. Sedang
ta'aruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon
pasangan.
Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan
dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah
pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second tapi tidak
melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa
pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau
membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan
kelebihan mobil itu.
Sedangkan ta'aruf adalah seperti seorang montir mobil ahli yang memeriksa
mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan
sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar menawar
Ketika melakukan ta'aruf, seseorang baik pihak laki atau wanita berhak
untuk bertanya yang mendetail, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk
dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam
menyampaikannya. Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya.
Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak
pernah boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri. Silahkan periksa
dengan baik dan kalau tertarik, mari bicara harga.
Dalam upaya ta'aruf dengan calon pasangan, pihak laki dan wanita
dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan
kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu
saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh
dilakukan cuma beruda saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama
adalah wali atau keluarganya. Jadi ta`aruf bukanlah bermesraan berdua,
tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan
sebuah perjalanan panjang berdua.
Disinilah letak perbedaan antara pacaran dengan taaruf. Pacaran adalah
jalan-jalan asyik berdua, jajan, nonton, bermesraan dan bercumbu. Sama
sekali tidak ada porsi tentang persiapan real untuk hidup. Bahkan pacaran
cenderung bohong dan menipu, karena umumnya masing-masing pihak ingin
tampil ‘wah’ di depan pasangannya. Bedak, gincu, parfum, pakaian bagus,
mobil dan segala asesoris lainnya adalah sesuatu yang harus ditonjolkan.
Semua sangat jauh dari kehidupan real nanti dalam keluarga.
Padahal setelah menikah, justru semua itu akan ditinggalkan dan
masing-masing baru akan tampil dengan wajah dan kelakuan aslinya. Padahal
dahulu hal-hal seperti itu tidak pernah dibahas dalam masa pacaran,
karena semua waktunya tersita untuk jatuh cinta.
Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan
pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak
hanya terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil
yang menurut masing-masing pihak cukup penting.
Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat
langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi
pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang
calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face.
Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak
ada salahnya untuk dilihat. Dan khusus dalam kasus ta`aruf, yang namanya
melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu
dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh
disana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua tapak tangan
calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama.
Karena tapak tangan wanita pun bukan termasuk aurat.
Lalu bagaimana dengan keharusan ghadhdhul bashar ? Bab ghadhdhul bashar
tempatnya bukan saat ta`aruf, karena pada saat ta`aruf, secara khusus
Rasulullah SAW memang memerintahkan untuk melihat dengan seksama dan
teliti. Kalau sekali melihat ternyata belum yakin, boleh melihat lagi dan
lagi hingga betul-betul kuat motivasi untuk menikahinya.
Selain urusan melihat pisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang
berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan
lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan
dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari
keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan
untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan
seterusnya dengan menggunakan alasan ta`aruf. Janganlah ta`aruf menjadi
pacaran. Sehingga tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan
yang belum jadi suami istri ini.
Saya kira inilah yang kerap terjadi dilingkungan kita Budaya-budaya yang
tidak jelas asal usulnya telah kita Adopsi tanpa memilih dan memilahnya,
sama seperti seekor srigala yang sangat lapar hingga menyantab makanan
yang diberikan kepadanya dan tidak pernah berfikir apakah makanan yang
diberikan tersebut bagus atau tidak,ada racun atau tidak,akan tetapi hal
ini wajar karna srigala tidak dapat berfikir seperti layaknya manusia
apakah kita wajar bertindak seperti srigala yang mampu berfikir?
Semoga Budaya-budaya yang bertentangan dengan Islam apapun bentuknya
tidak hanya Pacaran saja,karna semua muncul dari Pola berfikir yang salah
dan hanya dikuasai oleh hawa nafsu saja.
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa
nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung-
guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim"[S.28
Al Qashash.50]
"janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu
dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah
akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan"[S.38 Shad.26]
"Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran"[S.4 An Nissa'.135]
(Disadur dari dokument Ahmad Wanto)
Semoga Bermanfaat…
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu
`Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Assalaamualaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh
Selama ini kita menganggap bahwa pacaran itu adalah metode untuk
melakukan pendekatan untuk mengenal lebih dekat. Namun kenyataannya
tujuan itu jarang yang tercapai. Karena umumnya alih-alih melakukan
pendekatan, yang terjadi justru melakukan sekian banyak bentuk
kemaksiatan.
Buktinya, berapa banyak pasangan muda yang sebelum menikah sempat pacaran
bertahun-tahun, bahkan ada yang sampai 5-10 tahun, sayangnya begitu
mereka menikah langsung cerai dan hancur berantakan rumah tangganya.
Belum lagi meningkatnya kasus hamil di luar nikah oleh pasangan sendiri
dan juga perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa dan pelajar.
Istilah pacaran itu sendiri sudah merupakan kelaziman di tengah
masyarakat dimana pasangan tidak sah melakukan serangkaian aktifitas
bersama. Dan realitas di tengah masyarakat sudah mengenal persis
aktifitas pacaran itu yang identik dengan apel malam minggu (namanya apel
sudah pasti berduaan, karena kalau rame-rame namanya rombongan), juga
nonton ke bioskop berdua, berboncengan sepeda motor, jalan-jalan
berduaan, makan di restoran berduaan, tukar menukar SMS, saling
bertelepon siang dan malam dan semua aktifitas lain yang mengasyikkan.
Intinya adalah kebersamaan dan berduaan. Hampir sulit dikatakan pacaran
bila semua itu dilakukan bersama-sama dalam kelompok besar.
Bahkan hakikat pacaran adalah pada keberduaannya itu. Inilah pacaran yang
dikenal masyarakat dan bukan yang tertulis dalam kamus. Jadi dengan
pengertian yang lazim dikenal masyarakat sekarang ini tentang pacaran,
maka tidak bisa lain semua itu adalah khalwat yang diharamkan.
Islam sudah memperingatkan laki-laki dan wanita yang bukan mahram untuk
tidak menyepi berduaan karena yang ketiganya adalah setan.
Rasulullah SAW bersabda,
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali
dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya,
karena yang ketiganya ialah syaitan." (Riwayat Ahmad)
"Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri dengan
seorang perempuan, kecuali bersama mahramnya."
Imam Qurthubi dalam menafsirkan firman Allah yang berkenaan dengan
isteri-isteri Nabi, yaitu yang tersebut dalam surah al-Ahzab ayat 53,
yang artinya:
"Apabila kamu minta sesuatu (makanan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi),
maka mintalah dari balik tabir. Karena yang demikian itu lebih dapat
membersihkan hati-hati kamu dan hati-hati mereka itu,"
mengatakan: maksudnya perasaan-perasaan yang timbul dari orang laki-laki
terhadap orang perempuan, dan perasaan-perasaan perempuan terhadap
laki-laki. Yakni cara seperti itu lebih ampuh untuk meniadakan
perasaan-perasaan bimbang dan lebih dapat menjauhkan dari tuduhan yang
bukan-bukan dan lebih positif untuk melindungi keluarga.
Ini berarti, bahwa manusia tidak boleh percaya pada diri sendiri dalam
hubungannya dengan masalah bersendirian dengan seorang perempuan yang
tidak halal baginya. Oleh karena itu menjauhi hal tersebut akan lebih
baik dan lebih dapat melindungi serta lebih sempurna penjagaannya.
Istilah pacaran sebenarnya tidak ada batasan bakunya, namun umumnya yang
namanya pacaran itu,apalagi di zaman permisif dan hedonis sekarang ini-
tidak lain adalah hubungan lain jenis non mahram dengan segala aktifitas
maksiatnya dari khalwat, zina mata, zina telinga dan sampai zina
kemaluan.
Bahkan beberapa penelitian di berbagai tempat seperti di Yogyakarta
beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa sebagian besar pasangan pacaran itu
memang telah melakukan hubungan tidak senonoh mulai dari bercumbu,
berpelukan, berciuman sampai persetubuhan. Parahnya, semua itu umumnya
dilakukan oleh para mahasiswa yang nota bene terpelajar dan calon
pemimpin bangsa.
Jadi hampir bisa dikatakan bahwa pacaran itu tidak lain adalah zina atau
minimal mendekati wilayah zina yang memang haram dan dilarang oleh semua
agama.
Lalu bagaimana seorang laki-laki bisa mengenal calon pasangan hidupnya
kalau bukan dengan cara pacaran ?
Islam sesungguhnya sejak awal sudah memperkenalkan istilah ta'aruf
sebagai sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan.
Ta’aruf sangat berbeda dengan pacaran. Ta`aruf adalah sesuatu yang syar`i
dan memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin
nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi
tujuan dan manfaat
Tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat. Sedang
ta'aruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon
pasangan.
Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan
dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah
pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second tapi tidak
melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa
pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau
membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan
kelebihan mobil itu.
Sedangkan ta'aruf adalah seperti seorang montir mobil ahli yang memeriksa
mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan
sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar menawar
Ketika melakukan ta'aruf, seseorang baik pihak laki atau wanita berhak
untuk bertanya yang mendetail, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk
dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam
menyampaikannya. Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya.
Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak
pernah boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri. Silahkan periksa
dengan baik dan kalau tertarik, mari bicara harga.
Dalam upaya ta'aruf dengan calon pasangan, pihak laki dan wanita
dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan
kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu
saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh
dilakukan cuma beruda saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama
adalah wali atau keluarganya. Jadi ta`aruf bukanlah bermesraan berdua,
tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan
sebuah perjalanan panjang berdua.
Disinilah letak perbedaan antara pacaran dengan taaruf. Pacaran adalah
jalan-jalan asyik berdua, jajan, nonton, bermesraan dan bercumbu. Sama
sekali tidak ada porsi tentang persiapan real untuk hidup. Bahkan pacaran
cenderung bohong dan menipu, karena umumnya masing-masing pihak ingin
tampil ‘wah’ di depan pasangannya. Bedak, gincu, parfum, pakaian bagus,
mobil dan segala asesoris lainnya adalah sesuatu yang harus ditonjolkan.
Semua sangat jauh dari kehidupan real nanti dalam keluarga.
Padahal setelah menikah, justru semua itu akan ditinggalkan dan
masing-masing baru akan tampil dengan wajah dan kelakuan aslinya. Padahal
dahulu hal-hal seperti itu tidak pernah dibahas dalam masa pacaran,
karena semua waktunya tersita untuk jatuh cinta.
Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan
pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak
hanya terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil
yang menurut masing-masing pihak cukup penting.
Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat
langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi
pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang
calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face.
Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak
ada salahnya untuk dilihat. Dan khusus dalam kasus ta`aruf, yang namanya
melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu
dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh
disana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua tapak tangan
calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama.
Karena tapak tangan wanita pun bukan termasuk aurat.
Lalu bagaimana dengan keharusan ghadhdhul bashar ? Bab ghadhdhul bashar
tempatnya bukan saat ta`aruf, karena pada saat ta`aruf, secara khusus
Rasulullah SAW memang memerintahkan untuk melihat dengan seksama dan
teliti. Kalau sekali melihat ternyata belum yakin, boleh melihat lagi dan
lagi hingga betul-betul kuat motivasi untuk menikahinya.
Selain urusan melihat pisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang
berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan
lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan
dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari
keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan
untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan
seterusnya dengan menggunakan alasan ta`aruf. Janganlah ta`aruf menjadi
pacaran. Sehingga tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan
yang belum jadi suami istri ini.
Saya kira inilah yang kerap terjadi dilingkungan kita Budaya-budaya yang
tidak jelas asal usulnya telah kita Adopsi tanpa memilih dan memilahnya,
sama seperti seekor srigala yang sangat lapar hingga menyantab makanan
yang diberikan kepadanya dan tidak pernah berfikir apakah makanan yang
diberikan tersebut bagus atau tidak,ada racun atau tidak,akan tetapi hal
ini wajar karna srigala tidak dapat berfikir seperti layaknya manusia
apakah kita wajar bertindak seperti srigala yang mampu berfikir?
Semoga Budaya-budaya yang bertentangan dengan Islam apapun bentuknya
tidak hanya Pacaran saja,karna semua muncul dari Pola berfikir yang salah
dan hanya dikuasai oleh hawa nafsu saja.
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa
nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung-
guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim"[S.28
Al Qashash.50]
"janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu
dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah
akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan"[S.38 Shad.26]
"Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran"[S.4 An Nissa'.135]
(Disadur dari dokument Ahmad Wanto)
Semoga Bermanfaat…
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu
`Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Minggu, 10 Januari 2010
RENUNGAN MUSLIMAH
Assalamualikum ikhwah fillah..perjalan dakwah hari ini tak buatq gentar,ujian saat ini mungkin tepat kiranya buatku terhenyak akan pesan Mubaligh kondang di daerah setempat, dan tak salah bila aku berbagi ilmu bersama kalian ikhwah fillah..
beberapa pertanyaan perihal tujuan hidup kita yg patut dijawab dg bijak..
- Taukah kita kalo akan melakukan perjalanan yang tak akan pernah kembali lagi?apa kita sudah mempersiapkan bekal yang cukup untuk mempersiapkan itu semua...
- Apa kita sudah membekali diri dengan amal sholeh sbg penawar gelisah di liang kubur nnt..
- berapa usia kita saat ini???berapa lama lagi kita akan hidup? apa kita sudah menyadari bahwa setiap permulaan itu pasti ada akhirnya.. dan akhir segalanya adalah surga dan neraka??
- apa kita pernah membayangkan ketika malaikat turun dari langit mencabut ruhmu dan saat ini kita dalam keadaan tidak sadar!
- apa kita pernah membayangkan hari ini itu saat terakhir dalam hidupq..ketika kita berpisah dari keluarga..mungkin itulah kematian dengan masa2 sulit menjelang kedatangannya beserta penderitaan yg begitu sakit untuk dirasakan..
Dalam hari-hariq yang tersisa ini izinkan aku untuk berlatih menjadi muslimah yang bersih dari lumpur dosa..perjuangan dakwah dari hari ke hari yang sarat akan ujian.. Engkau yang paling mengerti diri ini,moga selalu berikan bimbingan dengan cahaya hidayah-Mu, memliharaku dengan 'afiahmu, menolongmu dengan inayahmu.
Allahu ya Robb, kepadamu harapanq..
beberapa pertanyaan perihal tujuan hidup kita yg patut dijawab dg bijak..
- Taukah kita kalo akan melakukan perjalanan yang tak akan pernah kembali lagi?apa kita sudah mempersiapkan bekal yang cukup untuk mempersiapkan itu semua...
- Apa kita sudah membekali diri dengan amal sholeh sbg penawar gelisah di liang kubur nnt..
- berapa usia kita saat ini???berapa lama lagi kita akan hidup? apa kita sudah menyadari bahwa setiap permulaan itu pasti ada akhirnya.. dan akhir segalanya adalah surga dan neraka??
- apa kita pernah membayangkan ketika malaikat turun dari langit mencabut ruhmu dan saat ini kita dalam keadaan tidak sadar!
- apa kita pernah membayangkan hari ini itu saat terakhir dalam hidupq..ketika kita berpisah dari keluarga..mungkin itulah kematian dengan masa2 sulit menjelang kedatangannya beserta penderitaan yg begitu sakit untuk dirasakan..
Dalam hari-hariq yang tersisa ini izinkan aku untuk berlatih menjadi muslimah yang bersih dari lumpur dosa..perjuangan dakwah dari hari ke hari yang sarat akan ujian.. Engkau yang paling mengerti diri ini,moga selalu berikan bimbingan dengan cahaya hidayah-Mu, memliharaku dengan 'afiahmu, menolongmu dengan inayahmu.
Allahu ya Robb, kepadamu harapanq..
Rabu, 06 Januari 2010
REMAJA PEKA ZAMAN
Tak bisa kita menafikan..Ketidakjelasan tujuan hidup selain egoisme dan apatis sepertinya cukup mewakili ratapan orang-orang yg peduli dg masa dpn generasi muda..mereka telah tenggelam dalam berbagai gaya hidup dan pola pergaulan yg hanya mencerminkan kenikmatan sesaat dan syahwat duniawi semata.. dekadensi moral yang sangat memprihatinkan.
Generasi muda kita telah terbenam dalam anggapan bahwa masa muda adalah masa penuh bunga dan keceriaan, penuh permainan dan kesenangan. bahkan ketika umat islam tenggelam dalam problematika yg begitu kompleks, para remaja yang hanya menonton dari kejauhan seakan seluruh permasalahan yang menimpa umat ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan kehidupan mereka.
Sungguh mengherankan, hampir seluruh problem yg dikeluhkan para mahasiswa, kita tau.. Ia pasti takut menganggur setelah kuliah, keinginan segera menikah, sementara saat ini belum mampu sebab persiapan yg belum matang,hmm.. percampurbauran antara mahasiswa dan mahasiswi serta akibat yang timbul, bangkitnya nafsu syahwat dalam kondisi yg berkesinambungan. tidak ghodhul bashor,sulitnya materi kuliah dan perasaan bahwa hal ini tidak bermanfaat, onani (masturbasi), kemiskinan, cinta yg timbul dari satu pihak ato cinta bertepuk sebelah tangan, tersebar luasnya narkoba, merokok, ingin membeli telepon genggam namun orang tua tidak merestui..ya mungkin begitulah potret hidup generasi muda yg katanya dibanggakan."mahasiswa"..?? problematika yg melingkupi masalah terserius yg mereka hadapi saat ini, sementara itu mereka mengabaikan masalah yg jauh lebih penting dan mendasar.
Banyak sekali problematika penting yang telah pupus dari kehidupan generasi muda. misalnya:
- Tidak diterapkannya syariat Allah dalam kehidupan nyata umat Islam, mereka lebih berpegang teguh pada aturan undang2 buatan manusia.
- Terjajahnya negara2 Islam dan penerapan cara kekerasan, penganiayaan, kebengisan, penyiksaan, dan kebengisan, penyiksaan, dan pembunuhan. kita tau Pelestina, Irak, Kasmir, cheshnya dan Afganistan.
- Kerusakan manajemen pemerintahan, birokrasi, dan transparansi. maraknya pencurian, kasus sogok suap, pemalsuan yg semuanya telah memposisikan dunia Islam dalam kategori negara2 terbelakang di banding yg lain. sedang negara2 berepnduduk islam lainnya terpuruk di bawah angka rendah dalam maasalah estetika, norma, dan amanah.
- tidak sampainya ajaran Islam yg agung ke daerah-daerah jauh, disamping banyaknya umat manusia yg sama sekali belum pernah mendengarkan hakikat ajaran Islam yg telah dimanipulasi dan diubah dari hakikat yg semestinya. padahal setiap muslim berkewajiban menyampaikan kebaikan yg dimiliki kepada setiap umat.
problematika ini keberadaannya bersinggungan dg umat Islam secara universal dan integral, jauh dari potret generasi muda sekarang ini yg mencerminkan dan menjelaskan hal yg sangat menghawatirkan, yakni sirnanya komitmen sebagai seorang muslim dalam generasi muda. komitmen mereka hanya sebatas kepentingan pribadi belaka.
kebanyakan mereka hanya tersibukkan dengan makanan, minuman, tempat tinggal,permainan, hura2, kenikmatan sesaat, dan syahwat duniawi semata.hmm..kebanyakan mereka mengalami dekadensi moral yg sangat memprihatinkan.
bahkan ketika umat islam hampir tenggelam dikedalaman problematika yg sangat kompleks, para pemuda hanya menyaksikan, menonton, dan mengawasi dari kejauhan. seakan seluruh permasalahan yg menimpa tak ada hubungannya dengan mereka sedikitpun. meskipun ia sadar betul bahwa akhirnya ia akan masuk dalam jurang kehancuran bersama umatnya, tanah air ini juga tanah airnya, agama Islam adalah agamanya, dan masa depan adalah masa depannya.
mereka berkesinambungan, usia dan masa muda mereka sekarang ini hanya untuk bermain, bersenang2, begadang, bercanda, n hanya sedikit waktu yg mereka luangkan untuk berkonsentrasi dan serius, yakni ketika ujian, bekerja, ato bila menghaadapi sedikit masalah.
konsekuensi yg paling utama adalah dirinya sudah terhitung mukallaf, wajib menjalankan hukum islam. dengan kata lain ia menjdi seorang yg bertanggung jawab terhadap segala perburbuatan, perkataan, impian hidup, obsesi, cita-citanya.
berdasarkan uraian ini , jelaslah babhwa tidak selayaknya dan tidaklah bijaksana seorang remaja menghabiskan masa mudanya yg sangat indah itu hanya untuk main2, senda gurau, glamour, tidak bertanggung jawab n sudah pasti kelak ia akan dimintai pertan ggung jawaban tentang masa mudanya, untuk apa ia habiskan..
Allahu a'lam.. ^_^
Generasi muda kita telah terbenam dalam anggapan bahwa masa muda adalah masa penuh bunga dan keceriaan, penuh permainan dan kesenangan. bahkan ketika umat islam tenggelam dalam problematika yg begitu kompleks, para remaja yang hanya menonton dari kejauhan seakan seluruh permasalahan yang menimpa umat ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan kehidupan mereka.
Sungguh mengherankan, hampir seluruh problem yg dikeluhkan para mahasiswa, kita tau.. Ia pasti takut menganggur setelah kuliah, keinginan segera menikah, sementara saat ini belum mampu sebab persiapan yg belum matang,hmm.. percampurbauran antara mahasiswa dan mahasiswi serta akibat yang timbul, bangkitnya nafsu syahwat dalam kondisi yg berkesinambungan. tidak ghodhul bashor,sulitnya materi kuliah dan perasaan bahwa hal ini tidak bermanfaat, onani (masturbasi), kemiskinan, cinta yg timbul dari satu pihak ato cinta bertepuk sebelah tangan, tersebar luasnya narkoba, merokok, ingin membeli telepon genggam namun orang tua tidak merestui..ya mungkin begitulah potret hidup generasi muda yg katanya dibanggakan."mahasiswa"..?? problematika yg melingkupi masalah terserius yg mereka hadapi saat ini, sementara itu mereka mengabaikan masalah yg jauh lebih penting dan mendasar.
Banyak sekali problematika penting yang telah pupus dari kehidupan generasi muda. misalnya:
- Tidak diterapkannya syariat Allah dalam kehidupan nyata umat Islam, mereka lebih berpegang teguh pada aturan undang2 buatan manusia.
- Terjajahnya negara2 Islam dan penerapan cara kekerasan, penganiayaan, kebengisan, penyiksaan, dan kebengisan, penyiksaan, dan pembunuhan. kita tau Pelestina, Irak, Kasmir, cheshnya dan Afganistan.
- Kerusakan manajemen pemerintahan, birokrasi, dan transparansi. maraknya pencurian, kasus sogok suap, pemalsuan yg semuanya telah memposisikan dunia Islam dalam kategori negara2 terbelakang di banding yg lain. sedang negara2 berepnduduk islam lainnya terpuruk di bawah angka rendah dalam maasalah estetika, norma, dan amanah.
- tidak sampainya ajaran Islam yg agung ke daerah-daerah jauh, disamping banyaknya umat manusia yg sama sekali belum pernah mendengarkan hakikat ajaran Islam yg telah dimanipulasi dan diubah dari hakikat yg semestinya. padahal setiap muslim berkewajiban menyampaikan kebaikan yg dimiliki kepada setiap umat.
problematika ini keberadaannya bersinggungan dg umat Islam secara universal dan integral, jauh dari potret generasi muda sekarang ini yg mencerminkan dan menjelaskan hal yg sangat menghawatirkan, yakni sirnanya komitmen sebagai seorang muslim dalam generasi muda. komitmen mereka hanya sebatas kepentingan pribadi belaka.
kebanyakan mereka hanya tersibukkan dengan makanan, minuman, tempat tinggal,permainan, hura2, kenikmatan sesaat, dan syahwat duniawi semata.hmm..kebanyakan mereka mengalami dekadensi moral yg sangat memprihatinkan.
bahkan ketika umat islam hampir tenggelam dikedalaman problematika yg sangat kompleks, para pemuda hanya menyaksikan, menonton, dan mengawasi dari kejauhan. seakan seluruh permasalahan yg menimpa tak ada hubungannya dengan mereka sedikitpun. meskipun ia sadar betul bahwa akhirnya ia akan masuk dalam jurang kehancuran bersama umatnya, tanah air ini juga tanah airnya, agama Islam adalah agamanya, dan masa depan adalah masa depannya.
mereka berkesinambungan, usia dan masa muda mereka sekarang ini hanya untuk bermain, bersenang2, begadang, bercanda, n hanya sedikit waktu yg mereka luangkan untuk berkonsentrasi dan serius, yakni ketika ujian, bekerja, ato bila menghaadapi sedikit masalah.
konsekuensi yg paling utama adalah dirinya sudah terhitung mukallaf, wajib menjalankan hukum islam. dengan kata lain ia menjdi seorang yg bertanggung jawab terhadap segala perburbuatan, perkataan, impian hidup, obsesi, cita-citanya.
berdasarkan uraian ini , jelaslah babhwa tidak selayaknya dan tidaklah bijaksana seorang remaja menghabiskan masa mudanya yg sangat indah itu hanya untuk main2, senda gurau, glamour, tidak bertanggung jawab n sudah pasti kelak ia akan dimintai pertan ggung jawaban tentang masa mudanya, untuk apa ia habiskan..
Allahu a'lam.. ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)